Jurus tendangan ini diciptakan oleh Wu Chaoqan pada masa dinasti Qing
ketika ketika Kaisar Qian Shi Long masih memerintah. Wu Chaoqan adalah
pewaris tinju Chankong yang terkenal di Guandong, kekuatan tinjunya
bahkan dapat membunuh kuda dengan sekali serangan. Dia datang ke
Beijing untuk mengikuti ujian beladiri agar bisa menjadi pimpinan
tertinggi militer. Meski baru pertama melihatnya, Ke Long yang merupakan
anak dari panglima jenderal militer merasa iri pada kehebatan Kung Fu
Wu Chaoqan. Ke Long yang bersifat angkuh dan congkak pun memaksakan
diri untuk bersikap sopan demi berkenalan dengan Wu Chaoqan. Ke Long
bertujuan untuk menyelidiki jatidiri Wu Chaoqan supaya dapat mengetahui
apakah kekhawatirannya berlebihan atau bukan.
Ke Long berhasil membuat Wu Chaoqan merasa sepeti sepasang pendekar yang saling menghormati. Setelah berhubungan bebrapa lama, kemudian mereka saling mengangkat saudara. Ke long bahkan berhasil mengundang anak dan istri Wu Chaoqan untuk tinggal di rumahnya, masuk ke sarang harimau. Semakin lama, kebencian dan rasa iri Ke Long ke pada Wu Chaoqan semakin menjadi-jadi, ia bahkan merasa iri karena Wu Chaoqan memiliki istri yang cantik. Lanxin. Ke Long pun memepersiapkan rencana untuk mencelakai Wu Chaoqan, namun Ke Long memutuskan terlebih dahulu untuk menjajal kehebatan Tinju Chankong lewat latih tanding. Hanya dalam 50 jurus Wu Chaoqan berhasil mengalahkan Ke Long.
Merasa semakin terancam Ke Long pun memutuskan untuk menghabisi Wu Chaoqan dengan racun Penghancur Kung fu. Wu Chaoqan pun terjebak, anaknya mati pun mati akibat pukulan ketika mencoba menyelamatkan ibunya yang ingin dinodai oleh Ke Long. Lanxin amat bersedih sehingga bunuh diri. Kekejaman Ke Long tidak berhenti, dia mencabut lidah Wu Chaoqan dan menghancurkan sepasang tangannya sehingga tidak bisa menggunakan lagi Tinju Chankong. Wu Chaoqan kehilangan seluruh Kung Fu nya dan juga cacat tapi tetap dibiarkan hidup. Ke Long sengaja tidak membunuh Wu Chaoqan karena ingin memperlihatkan kehebatan kepada orang-orang yang dulu pernah mengancam dirinya. Wu Chaoqan yang telah lumpuh dan sekarat diselamatkan oleh seorang rahib Shaolin bernama Guru Agung Beiku. Wu Chaoqan menyimpan dendam kesumat sehingga menjadi pendiam dan menyendiri. Dia memohon kepada Guru Agung Beiku untuk mengajarinya Kitab Pengubah Otot.
16 tahun kemudian, Wu Chaoqun berlatih dengan giat dan berhasil menguasai Kitab Pengubah Otot Hingga Permulaan Tahap Hitam 3 Rajah Perang. Sebagai pengganti sepasang tangannya yang cacat ia pun menciptakan Jurus tendangan hebat yang diberi nama Tendangan Maut. Wu Chaoqun pun pergi dari Shaolin mencari Ke Long yang kala itu telah bergelar sebagai Pangeran Shi Long.
Semenjak itu Wu Chaoqun membantai perguruan-perguruan besar yang setia pada Ke Long. Dalam waktu setahun, Jurus Tendangan dan Ilmu Pengubah Otot miliknya telah menghancurkan 36 perguruan dan aliran besar. Tidak seorang pun yang dapat menandingi Wu Chaoqun, sehingga begitu banyak antek-antek dan pengikut Ke Long yang tewas di tangannya. Walaupun Kung Fu Wu Chaoqun tinggi, ia juga sulit membunuh Ke Long karena banyak yang melindunginya. Wu Chaoqun pun menjadi buronan kelas satu dan Kaisar Qing mengeluarkan titah untuk menghabisinya. Wu Chaoqun yang telah berubah menjadi monster berdarah yang terkenal di Kangow membentuk suatu Partai Aliran yang semakin lama semakin besar, hanya dalam waktu 5 tahun telah memiliki pengikut lebih dari 100 ribu orang yang telah siap untuk membalaskan dendamnya.
Selama bertahun-tahun anak, istri dan saudara-saudara Ke Long berhasil dibunuh, namun Ke Long tetap selamat. Ke Long hidup dalam ketakutan, ia pun menyesali segala perbuatannya. Akhirnya ia pun membuang semua kesombongannya dan menjadi biksu di Shaolin. Dengan tulus ia membaktikan dirinya di kuil demi menebus semua kesalahannya. Mendengar Ke Long berada Di shaolin Wu Chaoqun pun menerobos ke Shaolin untuk menuntaskan dendamnya, Namun disana ia mendapati Ke Long yang telah bunuh diri demi menebus dosa-dosanya. Wu Chaoqun gagal membalaskan dendamnya, ia pun merasa bersalah terhadap anak dan istrinya. Akhirnya di bawah bimbingan Guru Beiku, Wu Chaoqun mengurung diri di puncak Gunung Merenung dan selamanya tidak pernah menampakkan dirinya lagi di jagat persilatan. Jurus Maut Miliknya tidak ada yang mewarisi dan hanya terkenal di Kangow selama enam tahun. Kabarnya Wu Chaoqun mati di usia tua di Puncak Gunung Merenung. Sebelum meninggal ia menuliskan rapalan Jurus Tendangan Maut di dinding gua. Belakangan Guru Beiku menganggap jurus ini terlalu keji dan tak baik jika diwariskan ke dunia persilatan sehingga dinding tersebut dihancurkan. Namun meski begitu Jurus ini masih tetap eksis dan dikuasai oleh Dewa Iblis tua muda.
Kekuatan dari jurus tendangan ini sangatlah dasyat dan tidak tergoyahkan bahkan sanggup menghancurkan energi pelindung tubuh. Perisai Lonceng Emas sekalipun sulit menahan kekuatan tendangan ini jika belum mencapai Tahap ke-7. Jurus Tendangan Maut dibagi menjadi 7 jurus, setiap jurus mempunyai tenaga penghancur yang dasyat;
Jurus ke-1; Satu Keberhasilan Penghancur Sejuta Tulang
Jurus ke-2; Penghancur Tebing Menggoncang Bumi
Jurus ke-3; Di Puncak tertinggi Ada Bahaya
Jurus ke-4; Tanpa Tanding dalam Setiap Serangan
Jurus ke-5; Selaksa Pasukan Berkuda Menggetarkan Dunia
Jurus ke-6; Mengguncang Gunung Sungai Menghentak 9 Daratan
Jurus ke-7; Batu Hancur Mengejutkan Langit
Ke Long berhasil membuat Wu Chaoqan merasa sepeti sepasang pendekar yang saling menghormati. Setelah berhubungan bebrapa lama, kemudian mereka saling mengangkat saudara. Ke long bahkan berhasil mengundang anak dan istri Wu Chaoqan untuk tinggal di rumahnya, masuk ke sarang harimau. Semakin lama, kebencian dan rasa iri Ke Long ke pada Wu Chaoqan semakin menjadi-jadi, ia bahkan merasa iri karena Wu Chaoqan memiliki istri yang cantik. Lanxin. Ke Long pun memepersiapkan rencana untuk mencelakai Wu Chaoqan, namun Ke Long memutuskan terlebih dahulu untuk menjajal kehebatan Tinju Chankong lewat latih tanding. Hanya dalam 50 jurus Wu Chaoqan berhasil mengalahkan Ke Long.
Merasa semakin terancam Ke Long pun memutuskan untuk menghabisi Wu Chaoqan dengan racun Penghancur Kung fu. Wu Chaoqan pun terjebak, anaknya mati pun mati akibat pukulan ketika mencoba menyelamatkan ibunya yang ingin dinodai oleh Ke Long. Lanxin amat bersedih sehingga bunuh diri. Kekejaman Ke Long tidak berhenti, dia mencabut lidah Wu Chaoqan dan menghancurkan sepasang tangannya sehingga tidak bisa menggunakan lagi Tinju Chankong. Wu Chaoqan kehilangan seluruh Kung Fu nya dan juga cacat tapi tetap dibiarkan hidup. Ke Long sengaja tidak membunuh Wu Chaoqan karena ingin memperlihatkan kehebatan kepada orang-orang yang dulu pernah mengancam dirinya. Wu Chaoqan yang telah lumpuh dan sekarat diselamatkan oleh seorang rahib Shaolin bernama Guru Agung Beiku. Wu Chaoqan menyimpan dendam kesumat sehingga menjadi pendiam dan menyendiri. Dia memohon kepada Guru Agung Beiku untuk mengajarinya Kitab Pengubah Otot.
16 tahun kemudian, Wu Chaoqun berlatih dengan giat dan berhasil menguasai Kitab Pengubah Otot Hingga Permulaan Tahap Hitam 3 Rajah Perang. Sebagai pengganti sepasang tangannya yang cacat ia pun menciptakan Jurus tendangan hebat yang diberi nama Tendangan Maut. Wu Chaoqun pun pergi dari Shaolin mencari Ke Long yang kala itu telah bergelar sebagai Pangeran Shi Long.
Semenjak itu Wu Chaoqun membantai perguruan-perguruan besar yang setia pada Ke Long. Dalam waktu setahun, Jurus Tendangan dan Ilmu Pengubah Otot miliknya telah menghancurkan 36 perguruan dan aliran besar. Tidak seorang pun yang dapat menandingi Wu Chaoqun, sehingga begitu banyak antek-antek dan pengikut Ke Long yang tewas di tangannya. Walaupun Kung Fu Wu Chaoqun tinggi, ia juga sulit membunuh Ke Long karena banyak yang melindunginya. Wu Chaoqun pun menjadi buronan kelas satu dan Kaisar Qing mengeluarkan titah untuk menghabisinya. Wu Chaoqun yang telah berubah menjadi monster berdarah yang terkenal di Kangow membentuk suatu Partai Aliran yang semakin lama semakin besar, hanya dalam waktu 5 tahun telah memiliki pengikut lebih dari 100 ribu orang yang telah siap untuk membalaskan dendamnya.
Selama bertahun-tahun anak, istri dan saudara-saudara Ke Long berhasil dibunuh, namun Ke Long tetap selamat. Ke Long hidup dalam ketakutan, ia pun menyesali segala perbuatannya. Akhirnya ia pun membuang semua kesombongannya dan menjadi biksu di Shaolin. Dengan tulus ia membaktikan dirinya di kuil demi menebus semua kesalahannya. Mendengar Ke Long berada Di shaolin Wu Chaoqun pun menerobos ke Shaolin untuk menuntaskan dendamnya, Namun disana ia mendapati Ke Long yang telah bunuh diri demi menebus dosa-dosanya. Wu Chaoqun gagal membalaskan dendamnya, ia pun merasa bersalah terhadap anak dan istrinya. Akhirnya di bawah bimbingan Guru Beiku, Wu Chaoqun mengurung diri di puncak Gunung Merenung dan selamanya tidak pernah menampakkan dirinya lagi di jagat persilatan. Jurus Maut Miliknya tidak ada yang mewarisi dan hanya terkenal di Kangow selama enam tahun. Kabarnya Wu Chaoqun mati di usia tua di Puncak Gunung Merenung. Sebelum meninggal ia menuliskan rapalan Jurus Tendangan Maut di dinding gua. Belakangan Guru Beiku menganggap jurus ini terlalu keji dan tak baik jika diwariskan ke dunia persilatan sehingga dinding tersebut dihancurkan. Namun meski begitu Jurus ini masih tetap eksis dan dikuasai oleh Dewa Iblis tua muda.
Kekuatan dari jurus tendangan ini sangatlah dasyat dan tidak tergoyahkan bahkan sanggup menghancurkan energi pelindung tubuh. Perisai Lonceng Emas sekalipun sulit menahan kekuatan tendangan ini jika belum mencapai Tahap ke-7. Jurus Tendangan Maut dibagi menjadi 7 jurus, setiap jurus mempunyai tenaga penghancur yang dasyat;
Jurus ke-1; Satu Keberhasilan Penghancur Sejuta Tulang
Jurus ke-2; Penghancur Tebing Menggoncang Bumi
Jurus ke-3; Di Puncak tertinggi Ada Bahaya
Jurus ke-4; Tanpa Tanding dalam Setiap Serangan
Jurus ke-5; Selaksa Pasukan Berkuda Menggetarkan Dunia
Jurus ke-6; Mengguncang Gunung Sungai Menghentak 9 Daratan
Jurus ke-7; Batu Hancur Mengejutkan Langit
No comments:
Post a Comment