Sunday, 27 December 2015

Ilmu Kitab Doktrin (Dao Jing)


diciptakan oleh seorang jagoan sakti bernama Yu Tong yang hidup di masa dinasti Qing dan menggelari dirinya sebagai Tong Tian Loa Zu (Kakek Moyang Tongtian). Pada saat Yu Tong berumur 2 tahun, dirinya diculik oleh seseorang dan terpisah dari kedua orangtuanya. Yu tong beruntung, dirinya diselamatkan oleh seorang Lama Tibet dan Yu Tong pun dibawa ke Tibet. Yu Tong tumbuh besar di Tibet dan menjadi lama kecil, dalam usia 7 tahun dirinya telah melatih Kung Fu Murni 5 Roda yang merupakan Kung fu Aliran Mi Huang yang hebat. Saat berumur 18 tahun dan ilmunya sudah sempurna, Yu Tong meninggalkan Tibet dan kembali ke kampung halamannya untuk mencari kedua orang tuanya, namun Yu Tong tidak menemukan mereka.
Dengan ilmu yang dikuasainya, Yu Tung pun tersohor sebagai sosok pendekar tangguh dan sulit dicari tandingannya. Namun saat dirinya berumur 38 tahun, dia dikalahkan oleh seorang rahib dari partai Qing Cheng. Kemudian Yu Tong mengikuti orang tersebut untuk memperdalam ajaran Dao. Ketika berusia 50 tahun, Yu Tong menggabungkan ilmu aliran Mi Huang dan Dao menjadi satu, sehingga tercipta ilmu baru yang lebih hebat. Dia pun mendirikan aliran sendiri yang diberi nama Aliran Tongtian. Kehebatan aliran Tongtian terdengar hingga ke negeri Tai Ping yang kala itu mulai berkembang. Raja Negeri Tai Ping; Yu Wang mengundang dan meminta bantuan Yu Tong untuk membantu menumbangkan Dinasti Qing.
Namun Yu Tong dan Raja Yu Wang mengalami kegagalan dalam penyerbuannya dan dikalahkan oleh pasukan Dinasti Qing. Mereka berdua pun mencari penyebab kegagalannya. Penyebabnya adalah karna negara Tai Ping memeluk kepercayaan dari barat yang sulit diterima oleh masyarakat Tiongkok. Raja Yu Wang memutuskan untuk meninggalkan ajaran barat dan mengikuti kehendak rakyat menyebarkan ajaran Buddha dengan Yu Tong sebagai tokoh utama untuk menyebarkannya. Dalam beberapa tahun, Yu Tong berhasil merekrut ribuan murid dan mempengaruhi rakyat dengan kung fu-nya yang tinggi untuk menjual nyawa pada Raja Yu Wang. Yu Tong pun menyebut dirinya sebagai Tong Tian Lao Zu.
Setelah belasan tahun, Yu Wang dan Yu Tong kembali memberontak kepada Dinasti Qing. Namun kali ini aliran Tongtian kalah telak dan tidak bisa bangkit lagi. Yu Tong dan Yu Wang pun memutuskan untuk menyepi ke tempat jauh di daerah perbatasan Thailand bersama dengan para pengikutnya yang tinggal ratusan orang. Raja Yung Wang akhirnya wafat, hingga tinggallah Yu Tong seorang diri yang kemudian membangun basis baru Aliran Tongtian di Thailand.
Di Thailand, Yu Tong mengangkat 3 orang murid, yaitu; Wen Shu, Yuan Shi dan Guang Fa, berdasarkan kemampuan dari Ilmu Kung fu mereka. Murid tertua Wen Shu merekrut para pengikutnya di utara Thailand. Murid kedua Yuan Shi, menguasai daerah pelabuhan dan laut. Sedangkan murid ketiga Guang Fa, menjalankan bisnis perdagangan di Bangkok. Ketiga prestasi muridnya sangat bagus, Yu Tong menghabiskan masa tuanya dengan bersemadi dan berusaha untuk mendalami ilmu kung fu yang hebat. Yu Tong menerima seorang murid berusia 10 tahun untuk melayaninya.
Di usia 80 tahun, Yu Tong berhasil memahani Dao De Jing karya Lao Zi, lalu digabungkan dengan kung fu miliknya hingga terciptalah ilmu baru yang lebih sakti yang diberi nama Kitab Doktrin (Dao Jing). Yu Tong yakin, bahwa kesaktian Kitab Doktrin bisa melebihi ilmu Kitab Pengubah Otot dan Perisai Lonceng Emas ciptaan Damo sang pendiri Shaolin. Ketiga murid senior Yu Tong meilhat bahwa ilmu Kitab Doktrin ciptaan gurunya amat hebat, mereka saling berambisi untuk dapat mewarisi ilmu tersebut. Namun ketika menyadari ajalnya sudah dekat, Yu Tong tidak berniat untuk mewariskan Ilmu Kitab Doktrin kepada ketiga murid seniornya, dirinya lebih memilih murid bungsunya sebagai penerus ilmu tersebut serta menyuruhnya untuk pergi meninggalkan Thailand. Setelah Yu Tong meninggal, barulah ketiga muridnya menyadari kalau adik bungsunya telah raib bersama Kitab Doktrin.
Setelah menggeladah, mereka akhirnya menemukan Kitab Doktrin yang ditulis Yu Tong ketika mempelajari Doa De Jing, namun belum sempurna dan masih dalam tahap pengerjaan, mereka pun membuat dua salinan agar tak saling berebut. Tapi pada akhirnya mereka tetap pecah, karena Wen Shu menobatkan dirinya menjadi ketua Tongtian. Yuan Shi mendirikan Aliran Yuan Shi yang bermarkas di sebuah pulau kosong. Sedangkan Guang Fa mendirikan perguruan di pusat kota. Gerakan untuk mencari salinan asli Kitab Doktrin terus berlangsung, namun si murid bungsu tetap tak diketahui keberadaannya.
Meskipun ketiga saudara seperguruan tersebut tak memiliki Kitab Dokrin yang utuh, namun dari salinan catatan yang mereka temukan masing-masing telah berhasil menciptakan ilmu dan jurus yang hebat. Murid pertama Wen Shu, menciptakan Ilmu Xuanyuang Pengguncang Langit (Han Xuan Jing Tian); menggunakan daya prana halilintar sebagai tenaga dalam. Daya serang dan pertahanannya memiliki keseimbangan yang baik bahkan dapat menyerap halilintar langit ke-9 untuk digunakan sebagai tenaga. Murid kedua Yuan Shi, menciptakan Ilmu Guncangan Langit Pan Gu (Pan Gu Tian Ji Shen); mengandalkan kekerasan dan kekuatan serta memiliki daya serang yang dasyat. Dibandingkan dua ilmu lainnya, Guncangan Langit Pan Gu memiliki daya ledak dan serangan yang paling kuat. Murid ketiga Guang Fa, menciptakan Fu Xi Bertanya Pada Langit (Fu Xi Wen Tian Lu); ilmu ini lebih mengutamakan pertahanan dan kelembutan daripada kekerasan. Tenaga lembutnya dapat menahan, menguraikan serta memutar balikkan serangan sekeras apapun. Tiga Ilmu maut Kitab Doktrin, meski berbeda namun bersumber dari ajaran yang sama. Tahap puncak setiap ilmu dibagi hingga lapis langit ke-39. Kedasyatan ketiga ilmu maut ini tak kalah dari Kitab Pengubah Otot ciptaan Damo ataupun Ilmu 9 matahari ciptaan Wang Chongyang.

No comments:

Post a Comment